Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 30 Desember 2013

MANUSIA ATAU NABI ADAM YANG LEBIH DULU DI CIPTAKAN





Manakah yang lebih dulu ada, Nabi Adamkah atau manusia purbakah? Mungkin Anda sempat bingung, menurut keyakinan Islam, Adam adalah manusia pertama. Tapi di sisi lain ada fakta penemuan fosil manusia purba yang telah berusia jutaan tahun.

Ada yang menyimpulkan bahwa Adam tetap manusia pertama, Adam adalah nenek moyang manusia purba dan manusia yang ada sekarang, lalu menyimpulkan Adam telah berusia jutaan tahun yang menjadi nenek moyang semua manusia.

Bahkan ada yang terpengaruh teori evolusi, dan menyimpulkan bahwa Adam bukanlah manusia pertama, Adam adalah keturunan dari manusia purba, sedangkan manusia purba adalah berasal dari jenis kera. Na’udzubillah.

Data tambahan berikut ini semoga bisa dijadikan benang merah yang dijadikan pijakan tentang mana yang lebih dulu antara Adam dan manusia purba.

Pertama, menurut penemuan fosil-fosil manusia purba di abad-abad akhir ini disimpulkan bahwa para manusia purba ini hidup JUTAAN tahun lalu. Semoga kesimpulan arkeolog ini benar, sebab kesimpulan usia fosil ini menjadi penentu posisi ‘manusia purba’ ini selanjutnya.

Kedua. Bangsa Arab dikenal sangat hafal silsilah nenek moyangnya, bahkan banyak orang Arab yang bisa hafal silsilahnya hingga Nabi Adam as. Dari data yang tertulis maupun hafalan bangsa Arab akan silsilah mereka ini, disimpulkan bahwa Nabi Adam a.s. hidup sekitar 6.000 (ENAM RIBU) tahun silam. Data ini cukup valid, mengingat kemampuan menghafal silsilah (dan banyak hal) dalam bangsa Arab merupakan suatu yang meyakinkan.

Jadi siapakah manusia yang lebih dulu? Dari dua data di atas maka bisa disimpulkan bahwa manusia purba ada terlebih dahulu dibandingkan dengan Nabi Adam a.s.

Jadi, Adam tetap Manusia Pertama?
Dalam banyak nash Al-Quran disebutkan bahwa Adam adalah manusia pertama, ia diciptakan dari tanah langsung, dan dia tidak berayah dan tidak beribu. Pernyataan inilah yang menjadi dasar Islam tentang konsep “asal usul manusia”. Kemunculan Adam yang tidak berayah dan beribu dan diciptakan langsung dari tanah menegaskan konsep Islam bahwa Adam “tetap” Manusia Pertama, setidaknya Manusia Pertama dari jenisnya. Dari dialah kemudian muncul manusia termasuk kita sekarang. Sehingga kita sering disebut sebagai “bani Adam” atau “keturunan Adam”.

Jika dilihat dari silsilah yang terekam oleh bangsa Arab di atas, dapat disimpulkan bahwa Adam dan keturunannya yang ada sekarang telah ada di muka bumi sejak 6.000-an tahun lalu. Tetapi usia ini tergolong sangat muda dibanding dengan fosil manusia purba yang diperkirakan telah berusia JUTAAN tahun. Sekalipun muncul fakta ada manusia purba yang telah berusia jutaan tahun mendahului Adam yang baru ribuan tahun, konsep Islam bahwa “Adam adalah manusia pertama” tidaklah berubah. Menurut agama Islam, kedudukan Adam sebagai manusia pertama dari “jenis manusia” yang ada sekarang ini. Bila kemudian ditemukan fakta bahwa sebelumnya ada “manusia purba”, maka manusia purba yang itu tentu “berbeda” dengan manusia dari jenis Adam dan keturunannya.

Keunggulan Manusia Keturunan Adam
Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 30 dijelaskan bahwa Allah mengumumkan kepada para malaikat akan menjadikan khalifah (manusia) di muka bumi. Pengumuman ini disambut kekhawatiran para malaikat bahwa manusia nanti akan membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah sesamanya. Sebagian ulama berpendapat, bahwa kekhawatiran para malaikat ini berkaca dari “manusia pendahulunya” yang pernah mendiami bumi dan mengadakan kerusakan serta menumpahkan darah, sehingga mereka punah. Manusia pendahulu inilah yang saat ini ditemukan fosilnya dan kita namai sebagai manusia purba.

Dalam QS. Al-Baqarah 30 disebutkan: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Menanggapi kekhawatiran para Malaikat itu, Allah menyatakan dalam ayat berikutnya bahwa sosok manusia “yang kali ini” Dia ciptakan akan dibekalinya “ilmu seluruhnya” (ilmu yang sempurna). Penekanan pemberian bekal ilmu inilah yang seolah menjadi inti perbedaan “manusia” yang akan diciptakan ini dibandingkan dengan “makhluk lain” (dibandingkan jin, malaikat dan dibandingkan pendahulunya yaitu manusia purba).

Disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

QS. Al-Baqarah ayat 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Dari data-data dan kajian singkat di atas, bisa kita gambarkan kesimpulan sebagai berikut:

Pertama. Ketika Adam dan manusia keturunannya belum diciptakan, di muka bumi ini pernah hidup sejenis manusia yang secara fisik mereka hampir seperti manusia sekarang, mereka memiliki nafsu dan insting untuk hidup tetapi mereka belum diberi “ilmu pengetahuan yang sempurna” oleh Allah, sehingga karenanyalah mereka sering mengadakan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah di antara sesama mereka. Dan karena itulah mereka punah.

Manusia-manusia inilah yang fosilnya kita temukan sekarang dan kita namai sebagai MANUSIA PURBA. Manusia-manusia jenis ini hampir punah seluruhnya dan tidak tersambung dengan Adam dan keturunannya. Seandainya masih ada keturunan manusia purba, mereka jumlahnya amat sedikit dan hidupnya di pedalaman, dan yang terpenting tingkat kemampuan berfikir dan teknologi mereka tentu sangat rendah, dan hampir-hampir tidak bisa kita lihat sisi "kemanusiaan"nya.

Kedua. Setelah kepunahan manusia purba untuk sekian lamanya, barulah Allah menciptakan jenis manusia baru yang “berbeda”. Manusia jenis ini dibekali nafsu dan insting untuk hidup, namun juga dibekali “ilmu pengetahuan yang sempurna” termasuk diturunkannya agama (QS. Al-Baqarah 31-33). Adam-lah yang menjadi manusia pertama yang diciptakan dari jenis ini. Penciptaan “manusia purba” yang punah itu menjadi pelajaran bagi Adam dan keturunannya, bahwa manusia tanpa “ilmu pengetahuan dan agama” hanya akan menciptakan kerusakan di bumi dan menumpahkan darah sesamanya, dan inilah yang menjadi penyebab punahnya mereka.

Jadi, manusia yang hidup di bumi saat ini merupakan keturunan Adam seluruhnya. Tidak ada satupun yang merupakan keturunan manusia purba. Manusia purba benar-benar sudah punah. Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Jawa-Indonesia kalaulah benar usianya sudah jutaan tahun, maka bukanlah nenek moyang asli dari penduduk Jawa sekarang ini, begitu juga fosil-fosil di tempat lain bukanlah nenek moyang dari manusia yang ada sekarang.

Lain urusan
Berbeda lagi urusannya, apakah manusia-manusia purba itu merupakan keturunan kera ataukah bukan? Kalau benar keturunan kera, mengapa kera-kera itu sekarang masih ada? Apakah kera-kera itu tidak ikut berevolusi? Kera-kera sekarang ini dulunya seperti apa, dan nanti akan menjadi seperti apa? Jangan-jangan kera punya garis sendiri, dan manusia punya garis sendiri, artinya teori evolusi itu hanya mengada-ada? Ketika teori evolusi menyimpulkan bahwa burung-burung yang ada sekarang adalah hasil evolusi dari dinosaurus seperti T-Rex di zaman purbakala, tiba-tiba ditemukan fosil “burung yang sama” yang usianya sezaman dengan T-Rex. Berarti burung yang sekarang, dulu juga adalah burung, bukan evolusi dari T-Rex, dan memang tidak ada evolusi!?

Semua ini masih menjadi perdebatan antara penganut teori evolusi dan penentangnya, juga menjadi pekerjaan rumah bagi manusia untuk membuktikan kebenarannya.

Dikutip dari http://imamsaifulbahri.co.cc

Minggu, 20 Oktober 2013

ARTI SAKINAH , MAWADDAH , WARAHMAH

by : Tryz Si Tomboati



Semoga pernikahannya menjadi pernikahan yang abadi dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah….biasanya doa itu yang kita panjatkan untuk mempelai dalam sebuah pernikahan.
Nah arti sebenarnya dari sakinah, mawadah wa rahmah itu apa sih sebenarnya??
Pengertian umum dari kalimat sakinah, mawadah wa rahmah yakni damai, tenang dan tentram dalam rajut cinta dan kasih sayang nan sejuk dan abadi.
Secara historis-filologis, kalimat hasil rangkaian tiga kata utama:

Sakiinah artinya tenang, tentram
Mawaddah artinya cinta, harapan
Rahmah artinya kasih sayang dan satu kata sambung wa yang artinya dan

Tiga kata utama tersebut sejatinya merupakan istilah khas Arab-Islam yang dirujuk dari QS. Ar-Rum ayat 21.
“Di antara tanda-tanda (kemahaan-Nya) adalah Dia telah menciptakan dari jenismu (manusia) pasangan-pasangan agar kamu memperoleh sakiinah disisinya, dan dijadikannya di antara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum:21)

Dalam perkembangannya, kata sakiinah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disesuaikan menjadi sakinah yang berarti kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan.
Kata mawaddah juga sudah diadopsi ke Bahasa Indonesia menjadi mawadah yang b erarti kasih sayang. Mawaddah mengandung pengertian filosofis –> adanya dorongan batin yang kuat dalam diri sang pencinta untuk senantiasa berharap dan berusaha menghindarkan orang yang dicintainya dari segala hal yang buruk, dibenci dan menyakitinya. Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk.

Adapun kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi rahmat yang berarti kelembutanhati dan perasaan empati yang mendorong seseorang melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi.
Karena itu, kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut sang Khalik.
Sumber http://ariana-myjourney.blogspot.com/2009/04/sakinah-mawadah-wa-rahmah.html

Sabtu, 19 Oktober 2013

BALASAN DOSA ZINA DI DUNIA DAN AKHERAT




Selasa, 18 Juni 2013

KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN


      (Tahapan Perjalanan Manusia Menuju Hari Kebangkitan di Akhirat)
      Setelah manusia mati akan mengalami tahapan sbb :
   1.Alam Barzakh 
      Para salaf bersepakat tentang kebenaran adzab dan nikmat yang ada di alam kubur (barzakh) . Nikmat tersebut merupakan nikmat yang hakiki, begitu pula adzabnya, bukan sekedar bayangan atau perasaan sebagaimana diklaim oleh kebanyakan ahli bid’ah. Pertanyaan (fitnah) kubur itu berlaku terhadap ruh dan jasad manusia baik orang mukmin maupun kafir. Dalam sebuah hadits shahih disebutkan Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah SWT dari siksa kubur. Rasulullah SAW menyebutkan sebagian dari pelaku maksiat yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya mereka yang

      a. Suka mengadu domba 
      b. Berbuat kebohongan 
      c. Membaca Al Qur’an tetapi tidak melaksanakan apa yang diperintahkan dan   yang 
          dilarang dalam Al’Qur’an 
     d. Melakukan zina 
     e. Memakan riba 
     f. Belum membayar hutang setelah mati (orang yang berhutang akan tertahan tidak 
         masuk surga karena hutangnya) 
     g.Tidak bersuci setelah buang air kecil, shg masih bernajis
        Adapun yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah Shalat wajib,      
        shaum, zakat, dan perbuatan baik berupa kejujuran, menyambung
        silaturahim, segala perbuatan yang ma’ruf dan berbuat baik kepada manusia , juga
        berlindung kepada Allah SWT dari adzab kubur.

    2. Peniupan Sangkakala
       Sangkakala adalah terompet yang ditiup oleh malaikat Israfil yang menunggu kapan   
       diperintahkan Allah SWT. Tiupan yang pertama akan mengejutkan manusia dan   
       membinasakan mereka dengan kehendak Allah SWT, spt dijelaskan pada Al Qur’an :
      “Dan ditiuplah sangkakala maka matilah semua yang di langit dan di bumi, kecuali apa
      yang dikehendaki oleh Allah SWT”( QS. Az Zumar :68 ).

Tiupan ini akan mengguncang seluruh alam dengan guncangan yang keras dan hebat sehingga merusak seluruh susunan alam yang sempurna ini. Ia akan membuat gunung menjadi rata, bintang bertabrakan, matahari akan digulung, lalu hilanglah cahaya seluruh benda-benda di alam semesta. Setelah I tu keadaan alam semesta kembali seperti awal penciptaannya.
Allah SWT menggambarkan kedahsyatan saat kehancuran tersebut sebagaimana firman-Nya : “ Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat keras” (QS.Al Hajj:1-2).

Sedangkan pada tiupan sangkakala yang kedua adalah tiupan untuk membangkitkan seluruh manusia ; “Dan tiupan sangkakala (kedua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.(QS. Yaa Siin : 51).
Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian ditiuplah sangkakala, dimana tidak seorangpun tersisa kecuali semuanya akan dibinasakan. Lalu Allah SWT menurunkan hujan seperti embun atau bayang-bayang, lalu tumbuhlah jasad manusia.Kemudian sangkakala yang kedua ditiup kembali, dan manusia pun bermunculan (bangkit) dan berdiri”.(HR. Muslim).

3.Hari Berbangkit
“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Al Mujadilah : 6).

4.Padang Mahsyar
(Yaitu) pada hari (ketika ) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan mereka semuanya di padang Mahsyar berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.(QS. Ibrahim:48). 
Hasr adalah pengumpulan seluruh mahluk pada hari kiamat untuk dihisap dan diambil keputusannaya. Lamanya di Padang Mahsyar adalah satu hari yang berbanding 50.000 tahun di dunia. Allah berfirman:
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.(QS. Al Maarij:4).
Karena amat lamanya hari itu, manusia merasa hidup mereka di dunia ini hanya seperti satu jam saja.

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di siang hari. (QS.Yunus:45).

Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja” (QS. ArRuum:55).
Adapun orang yang beriman merasakan lama pada hari itu seperti waktu antara dhuhur dan ashar saja. Subhanallah.

Keadaan orang kafir saat itu sebagaimana firman-Nya.”Orang kafir ingin seandainya ia dapat menebus dirinya dari adzab hari itu dengan anak-anaknya, dengan istri serta saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya ketika di dunia, dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya”.(QS.AlMa’arij:11-14).

5. Syafaat
Syafaat ini khusus hanya untuk umat Muslim, dengan syarat tidak berbuat syirik besar yang menyebabkan kepada kekafiran. Adapun bagi orang musyrik, kafir dan munafik, maka tidak ada syafaat bagi mereka.

Syafaat ini diberikan Rasulullah SAW kepada umat Muslim (dengan izin dari Allah SWT).
 

6. Hisab
Pada tahap (fase) ini, Allah SWT menunjukkan amal-amal yang mereka perbuat dan ucapan yang mereka lontarkan, serta segala yang terjadi dalam kehidupan dunia baik berupa keimanan, keistiqomahan atau kekafiran. 

Setiap manusia berlutut di atas lutut mereka. “Dan kamu lihat tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya . Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Jatsiah:28).

Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad SAW, kita umat yang terakhir tapi yang pertama dihisab. Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah pada seorang hamba adalah Shalatnya, sedang yang pertama kali diadili diantara manusia adalah urusan darah.

Allah SWT mengatakan kepada orang kafir : “Dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”.(QS. Yunus:61). Seluruh anggota badan juga akan menjadi saksi.

Allah bertanya kepada hamba-Nya tentang apa yang telah ia kerjakan di dunia : “Maka demi Rabbmu, kami pasti akan menanyai mereka semua tentang apa yang akan mereke kerjakan dahulu”.(Al Hijr:92-93).

Seorang hamba akan ditanya tentang hal : umurnya, masa mudanya, hartanya dan amalnya dan akan ditanya tentang nikmat yang ia nikmati.

7. Pembagian catatan amal
Pada detik-detik terakhir hari perhitungan , setiap hamba akan diberi kitab (amal) nya yang mencakup lembaran-lembaran yang lengkap tentang amalan yang telah ia kerjakan di dunia.

Al Kitab di sini merupakan lembaran-lembaran yang berisi catatan amal yang ditulis oleh malaikat yang ditugaskan oleh Allah SWT.
 


Manusia yang baik amalnya selama di dunia, akan menerima catatan amal dari sebelah kanan. Sedangkan manusia yang jelek amalnya akan
menerima catatan amal dari belakang dan sebelah kiri, spt pada firman Allah berikut ini: 

Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan ia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka ia akan berteriak : “celakalah aku”, dan ia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”,(QS. Al Insyiqaq:8-12) .

"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata:"wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.Telah hilang kekuasaanku dariku" (Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya", kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala".(QS. Al Haqqah:25 31).
8. Mizan
Mizan adalah apa yang Allah letakkan pada hari kiamat untuk menimbang amalan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman : “Dan kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah seorang dirugikan walau sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya.Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”.(QS. Al Anbiya:47)
Setelah tahapan Mizan ini, bagi yang kafir, dan mereka yang melakukan perbuatan syirik akan masuk neraka.

Sedangkan umat muslim lainnya, akan melalui tahap selanjutnya yaitu Telaga

9. Telaga
Umat Muhammad SAW akan mendatangi air pada telaga tsb. Barang siapa minum dari telaga tsb maka ia tidak akan haus selamanya. Setiap Nabi mempunyai telaga masing-masing. Telaga Rasulullah SAW lebih besar, lebih agung dan lebih luas dari yang lain, sebagaimana sabdanya :

Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai telaga dan sesungguhnya mereka berlomba untuk mendapatkan lebih banyak pengikutnya di antara mereka dan sesungguhnya Nabi Muhammad mngharapkan agar menjadikan pengikutnya yang lebih banyak (HR. Bukhari Muslim).

Setelah Telaga, umat muslim akan ke tahap selanjutnya yaitu tahap Ujian Keimanan Seseorang. Perlu dicatat bahwa orang kafir dan orang yang berbuat syirik sudah masuk neraka (setelah tahap Mizan, seperti dijelaskan di atas). 
10.Ujian Keimanan Seseorang
Selama di dunia, orang munafik terlihat seperti orang beriman karena mereka menampakkan keislamannya. Pada fase inilah kepalsuan iman mereka akan diketahui, diantaranya cahaya mereka redup. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana sujudnya orang mukmin. Saat digiring, orang-orang munafik ini merengek-rengek agar orang-orang mukmin menunggu dan menuntun jalannya.Karena saat itu benar-benar gelap dan tidak ada petunjuk kecuali cahaya yang ada pada tubuh mereka. 

Allah SWT berfirman
,”Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang beriman:”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”.Dikatakan (kepada mereka):”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”.Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu.Di sebelah dalamnya ada rahmat da di sebelah luarnya dari situ ada siksa.(QS.Al hadid:13).

Setelah ini umat muslim yang lolos sampai tahap Ujian Keimanan Seseorang ini, akan melalui Shirat.

11. Shirat
Shirath adalah jmbatan yang dibentangkan di atas neraka jahannam, untuk diseberangi orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga).

Beberapa Hadits tentang Shirath

Sesungguhnya rasulullah SAW pernah ditanya tentang Shirath, maka beliau berkata :
Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon Sud’an.(HR. Muslim)

“Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)

“Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angina, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang ditenggelamkan di neraka jahannam”. (HR. Bukhari Muslim)

Yang paling pertama menyebarangi shirath adalah Nabi Muhammad SAW dan para pemimpin umat beliau.Beliau bersabda : “Aku dan umatku yang paling pertama yang diperbolehkan melewati shirath dan ketika itu tidak ada seorangpun yang bicara, kecuali Rasul dan Rasul berdo’a ya Allah selamatkanlah, selamatkanlah.(HRBukhari).

Bagi umat muslim yang berhasil melalui shirath tersebut, akan ke tahap selanjutnya jembatan

12. Jembatan
Jembatan disini, bukan shirath yang letaknya di atas neraka jahannam. Jembatan ini dibentangkan setelah orang mukmin berhasil melewati shirath yang berada di atas neraka jahannam.

Rasulullah SAW bersabda : “Seorang mukmin akan dibebaskan dari api neraka, lalu mereka diberhentikan di atas jembatan antara Jannah(surga) dan neraka, mereka akan saling diqhisash antata satu sama lainnya atas kezhaliman mereka di dunia.Setelah mereka bersih dan terbebas dari segalanya, barulah mereka diizinkan masuk Jannah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ditangan-Nya, seorang diantara kalian lebih mengenal tempat tinggalnya di jannah daripada tempat tinggalnya di dunia”.(HR. Bukhari).

Setelah melewati jembatan ini barulah orang mukmin masuk Surga.

Kesimpulan :
Setelah penjelasan di atas tinggal kita menunggu..., apa yang akan kita alami di hari akhir nanti..., tentunya sesuai dengan apa yang kita lakukan di dunia ini…. Semoga Alah SWT memberi kekuatan dan selalu membimbing kita untuk tetap istiqomah di jalan-Nya sehingga dapat mencapai surga-Nya dan dijauhkan dari siksa neraka-Mu ya Allah…….karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu ya Allah……

Sumber :
1. Poster ‘Hidup Sesudah Mati” (berupa diagram tahapan dan penjelasan setiap tahapan) 
2
. Hidup Sesudah Mati edisi terjemah oleh Syaikh Jasim Muhammad Al Muthawwi 
3. Al Yaum Al Akhir, Juz I,II,III oleh Dr. umar Sulaiman Al Asyqar 
4. Syarah Lum’atul I’tiqad Al hadi Ila Sabilir Rasyad oleh Syaikh Utsaimin 
5. Tahdzib Syarah Ath thahawiyah oleh Ibnu Abil Izz Al Hanafi 
6. Tadzkirah, Imam Qurthubi 
7. At Takhwif Minan Naar oleh Ibnu rajab Al Hambali 
8. Hadiul Arwah Ila Biladil Afrah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah 
9. Nihayatul Bidayah wan Nihayah oleh Al hafidz Ibnu Katsir 
10. Ahwalun Naar oleh Muhammad Ali Al Kulaib.
(Disalin/ diketik pada tgl : 17 Ramadhan 1428 H, pkl 8 pagi).

Minggu, 09 Juni 2013

KISAH PENCIPTAAN AKAL DAN NAFSU

Kisah Islamiah kali ini akan menceritakan tentang dialog antara Allah SWT dengan yang bernama Akal dan Nafsu.

Allah SWT menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia. Keduanya pun mengaku bahwa mereka hanyalah sebuah makhluk yang tidak berdaya. Untuk mengendalikan nafsu, Allah SWT menurunkan perintah agar manusia berpuasa.



BERIKUT KISAHNYA...
Allah SWT menciptakan akal.
Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, menghadaplah engkau."
Maka akal pun menghadap Allah SWT, kemudian Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, berbaliklah engkau."
Lalu akal pun berbalik.


PENGAKUAN AKAL.
Kemudian Allah SWT berfirman,

"Wahai akal, siapakah aku?".

Lalu akal pun menjawab,
"Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif dan lemah."

Lalu Allah SWT berfirman,
"Wahai akal, tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."



PENGAKUAN NAFSU.
Setelah itu Allah SWT menciptakan nafsu.
Allah SWT berfirman,
"Wahai nafsu, menghadaplah kamu.".
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun, malah sebaliknya, mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."

Setelah itu Allah SWT menyiksanya di neraka Jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya.
Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah aku?".
Lalu nafsu berkata,
"Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah SWT menyiksa nafsu itu dalam neraka lagi selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman lagi,
"Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata,
"Aku adalah hamba-Mu dan Engkau adalah Tuhanku."

PUASA BISA MELAWAN NAFSU.
Untuk itulah Allah SWT mewajibkan kita berpuasa, karena nafsu itu sangat jahat.
Hendaknya kitalah yang mengawal nafsu itu dan jangan biarkan nafsu yang mengawal kita,karena kalau dia yang mengawal, maka kita akan menjadi musnah.




Setelah itu Allah SWT memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam a.s.
Pada saat Nabi Adam a.s datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak, maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Kemungkaran yang terjadi di atas bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.

Karena akal dan nafsu ada dalam diri manusia, maka terjadilah pertentangan antara nafsu dan akal, bertentangan antara satu dengan yang lain.
Peperangan nafsu dan akal tidak pernah ada henti-hentinya, terkadang nafsu yang menang, terkadang akal yang menang.

Misal saja kita sedang berhadapan dengan sesuatu yang baik, maka nafsu akan menolaknya dan mengajak kepada kejahatan, sedangkan akal mengajak kepada kebaikan. Kalau kita mengikuti nafsu, artinya kita kalah, dan sebaliknya, jika kita mengikuti akal maka kita akan menang.

Namun bagaiman pun juga, nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia, bila nafsu musnah, manusia juga akan musnah.
Sebagai contoh saja nafsu makan, kalau nafsu makan kita tidak ada, maka manusia akan mati, dan nafsu makan ini merupakan fitrah alami jadi tidak akan hilang.
Begitu juga dengan nafsu terhadap lawan jenis, jika nafsu ini tidak ada, maka manusia tidak akan berketurunan dan akhirnya musnahlah manusia.

Sabtu, 08 Juni 2013

Berlindungnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dari Lima Perkara

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah." (Qs. Al-Ahzab : 21)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan mempraktekkannya agar umatnya dapat mengamalkannya. Diantaranya adalah do’a setelah tasyahud akhir sebelum salam. Do’a itu senantiasa Rasulullah ajarkan kepada umatnya agar senantiasa dibaca setiap sebelum salam. Begitu pentingnya hal ini sehingga disunnahkan setiap kali shalat untuk berdo’a memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ  ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal." (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam riwayat yang lain,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang." (HR. Bukhari-Muslim)
Saudariku muslimah ..
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menganjurkan kepada umat beliau untuk memohon perlindung dari empat perkara ini disetiap kali kita sholat dan diulang-ulang setiap harinya. Hal ini menunjukkan betapa penting dan agungnya do'a ini.

Yang pertama, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berlindung dari azab Jahannam.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ
Jahannam, ia adalah merupakan tempat kembali seburuk-buruknya tempat kembali. Neraka Jahannam yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam memiliki panas 70 kali lipat dari api dunia. Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, "(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam." Para sahabat bertanya, "Demi Allah, api dunia itu sudah cukup wahai Rasulullah!" Beliau shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya panasnya api neraka melebihi panas api dunia sebanyak enam puluh kali lipat." (HR. Muslim no. 2843)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam kemudian menyebutkan betapa seramnya azab neraka. Penduduknya dijadikan berbadan sebesar-besarnya sampai-sampai Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya gigi penduduk neraka sebesar Gunung Uhud. Yang demikian itu agar penduduk neraka lebih merasakan azab.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, "Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Jarak antara kedua pundak orang kafir (di neraka) seperti jarak orang yang menaiki kendaraan dengan cepat selama tiga hari.' (HR. Bukhori : 5661, Muslim : 2582).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya sejarak perjalanan tiga hari." (HR. Muslim : 2851).
Kulit mereka yang begitu tebal dibakar dengan api yang menyala-nyala hingga kulit itupun hangus. Dan apabila kulit itu hangus lalu Allah akan menggantinya dengan kulit yang lain.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan kedalam neraka. Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan adzab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Qs. An-Nisa : 56)
Saudariku Muslimah.. Maka dari itu, sudah selayaknya kita berlindung kepada Allah dari  keburukan azab neraka jahanam.

Yang kedua, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berlindung dari azab kubur.
وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
Azab kubur merupakan kehidupan akhirat yang pertama kali. Azab kubur adalah penentuan bagi seorang hamba. Jika ia selamat di dalam kuburnya, maka ia akan lebih selamat lagi di hari akhirat kelak. Dan sebaliknya, apabila ia tidak selamat didalam kuburnya, lebih-lebih dia tidak akan selamat di dalam kehidupan akhirat kelak.
Pada saat Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu melihat kuburan ketika berziarah, beliaupun menangis. Lalu ditanya oleh sahabatnya,"Wahai Utsman, dituturkan surga neraka engkau tidak menangis, sekarang melihat kuburan engkau menangis!" Utsman menjawab, Rasulullahshalallahu 'alaihi wasallam pernah berkata,
"Kuburan adalah rintangan pertama kali akhirat, siapa yang sekarang berhasil di situ setelahnya lebih mudah, siapa yang celaka di situ, maka setelahnya akan lebih susah. Tidaklah aku melihat suatu pandangan yang lebih mengerikan dibandingkan kuburan" (HR. Ahmad-Tirmidzi)
Maka sudah sepatutnya kita berlindung dari adzab kubur. Dan sudah sepatutnya pula kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sambil kita menjauhi perkara-perkara yang dapat menyebabkan kita diazab didalam kubur. Tahukah engkau wahai saudariku, apa yang meyebabkan seorang hamba diazab didalam kuburnya? Ada dua sebab, sebab yang umum dan sebab yang khusus. Diantara sebab yang umum wahai saudariku, adalah setiap kemaksiatan kepada Allah. Itulah penyebab seorang hamba di azab di dalam kubur. Adapun sebab yang khusus wahai saudariku, maka yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syariat. Disebutkan didalam hadits, Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada Jibril dan Mikail 'alaihissalam sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang,
فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ. قَالَا: نَعَمْ، أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمُ الزُّنَاةُ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهْرِ آكِلُوا الرِّبَا
"Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat." Keduanya menjawab,"Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat. Adapun orang yang engkau lihat dipecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari Al-Qur’an, namun dia tidur malam (dan tidak bangun untuk shalat malam). Pada siang hari pun dia tidak mengamalkannya. Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat. Adapun yang engkau lihat orang yang disiksa dalam tungku, mereka adalah pezina. Adapun orang yang engkau lihat di sungai darah, dia adalah orang yang makan harta dari hasil riba." (HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu 'anhu)
Itulah sebagian adzab kubur yang diperlihatkan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Maka dari itu wahai saudariku, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, karena ia merupakan siksa pedih sebelum kita melanjutkan perjalanan menuju akhirat.

Yang ketiga, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berlindung dari fitnah kehidupan dan sesudah kematian.
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
"Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati"
Fitnah hidup berupa syubhat dan syahwat. Seorang hamba diuji oleh Allah dengan syubhat(kesesatan pemahaman) dan syahwatnya. Ujian berupa fitnah syubhat merupakan seberat beratnya ujian bagi seorang hamba karena hal itu bisa merusak agamanya. Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallam saja berlindung dari fitnah-fitnah tersebut duhai saudariku. Beliau berlindung kepada Allah agar tidak dijadikan musibah dalam agamanya. Beliau shalallahu 'alaihi wasallam pun berdo’a,
وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا
"(Wahai Allah) ,dan janganlah engkau jadikan musibah menimpa agama kami." (HR. at-Tirmidzi)
Karena sessungguhnya ini adalah seburuk-buruk musibah. Seorang hamba yang berbuat maksiat, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang berbuat bid’ah, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang melanggar larangan-larangan Allah, ia pun merupakan musibah di dalam agamanya. Musibah yang menimpa seorang hamba dalam perkara dunia itu lebih ringan wahai saudariku. Seseorang diberi kefakiran, seseorang diberikan penyakit, seseorang diberikan kelaparan, barangkali itu tidak merubah agamanya. Akan tetapi, ketika seseorang diberi ujian syubhat dan syahwat lalu ia ikuti hal tersebut, ketahuilah hal ini bisa menghancurkan agamanya. Itulah musibah yang paling besar. Wal iyyadzubillah.

Yang keempat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berlindung dari keburukan fitnah masihud Dajjal.
Dajjal, makhluk yang akan datang di akhir zaman yang diberikan oleh Allah sebagai fitnah yang besar kepada manusia. Sampai-sampai kata Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, tidak ada seorang pun nabi, kecuali memperingatkan umatnya dari bahaya Dajjal.
Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma,
قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata, 'Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh 'alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian." (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim no. 2930)
Dajjal adalah fitnah yang sangat besar. Bagaimana tidak wahai saudariku, Dajjal mengaku sebagai rabb, memerintahkan hujan untuk turun, lalu turunlah hujan (dengan ijin Allah-ed), memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, lalu tumbuh tanaman, menghidupkan orang mati dan yang lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin (dengan ijin Allah-ed). Bayangkan wahai saudariku?
Maka dari itu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, bahwasanya yang menjadi pengikut dajjal adalah orang-orang yang bodoh terhadap agama mereka. Betapa tidak, orang-orang awam banyak yang tertipu dan terfitnah oleh para dukun. Orang-orang awam banyak yg terfitnah oleh kuburan-kuburan yang dianggap "kuburan wali". Orang-orang awam banyak terfitnah dengan keris-keris pusaka dan yang lainnya. Apabila dengan dajjal kecil saja tertipu, bagaimana dengan Dajjal yang sangat besar fitnahnya.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang kisah seorang pemuda yang dibunuh oleh Dajjal. Dalam riwayat Imam Muslim (2938) dari hadits Abu Sai’id al-Khudri terdapat kisah menarik tentang pertarungan antara Dajjal dengan seorang mukmin, ringkasnya:

Ada seorang pemuda beriman datang kepada Dajjal seraya berkata padanya, "Wahai manusia, ini adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah dalam haditsnya!"
Dajjal berkata, " Apakah kamu beriman padaku?"
Jawab pemuda itu, "Kamu adalah pendusta".
Pemuda itu kemudian digergaji sehingga terbelah menjadi dua, lalu Dajjal melewati dua potongan badannya kemudian menyuruhnya berdiri.
Pemuda itupun berdiri lagi seraya berkata, "Saya malah bertambah mantap tentang dirimu bahwa engkau adalah Dajjal yang dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam
!".

Setelah itu, Dajjal ingin membunuhnya tetapi tidak bisa".
Bayangkan wahai saudariku, si pemuda tersebut telah memiliki pengentahuan bahwasanya Dajjal akan datang. Ini menunjukkan bahwa orang yang memahami ilmu agama, insyaa Allaah dia akan diselamatkan dari fitnah Dajjal. Maka dari itu wahai saudariku, kita berkewajiban untuk berlindung dari fitnah dajjal. Ia adalah fitnah yang sangat besar.

Dan terakhir Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berdo’a memohon perlindungan dari perbuatan dosa dan hutang.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
Dosa dan hutang, terkadang seorang hamba menganggapnya kecil dan remeh, padahal itu akan dibayar dengan amalan di akhirat kelak. Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallammengabarkan bahwasanya orang yang mati syahid diampuni semua dosa-dosanya, kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pun memberikan pengecualian, yakni kecuali hutang. Dari 'Abdillah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
"Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang." (HR. Muslim no. 1886)
Dari Ibnu 'Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih. Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab "Peringatan Keras Mengenai Hutang.")
Demikianlah keadaan orang yang mati dalam kondisi masih membawa hutang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang. Kenapa Nabishalallahu 'alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat?
Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan,
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia." Inilah do’a yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang:

ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM
(Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).
Maka dari itu wahai saudariku, janganlah seorang hamba bermudah-mudah untuk berhutang. Dan jangan pula seorang hamba berbuat zhalim dengan tidak membayar hutang. Sesungguhnya hutang itu akan dibayar di akhirat, bukan dibayar dengan dinar, bukan dibayar dengan rupiah, bukan dibayar dengan dirham, akan tetapi akan dibayar dengan amalan kita. Padahal amalan kita adalah modal utama menuju surga.

Wa shollallahu 'ala nabiyyiina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Penulis: Ummu Izzah Hilda

Muraja’ah: Ust. Aris Munandar hafidzahullah