Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 31 Desember 2014

DO'A CINTA










Yaa Allah yaa rabbul ‘izzati
Telah engkau labuhkan mahligai cinta di hatiku
Maka jadikanlah cinta ini sebagai penawar gersang kehidupanku
Telah engkau tanam benih cinta di kalbuku
Maka jadikanlah bunga-bunga cinta sebagai penghias kisahku

Yaa Allah yaa rahmaan yaa rahiim…
Ku titipkan cinta ini kepada-mu
Maka hiasilah dengan keimanan
Perindahlah dengan ketakwaan
Kuatkanlah dengan kepasrahan
Dan wujudkanlah dengan ikatan yang engkau ridhoi

Yaa Allah yaa muhaiminu yaa salaam
Jika cinta ini mengantarmu pada derajat kekasihmu
Maka jagalah cinta ini agar tetap pada ridhamu
Jika cinta ini menjadi mahar cintaku padamu
Maka muliakanlah cinta kami dengan kesetiaan

Yaa Allah yaa mujibu da’wat
Kabulkanlah impian cinta kami
Persatukan kami dalam indahya pernikahan
Agar kami setia hingga sampai ke syurga…







MAHABAH CINTA UNTUK SEORANG WANITA

Yaa rabbi…
Kau fitrahkan kepada kami akan sebuah rasa
Cinta dan sayang merengkuh kami berdua
Tak dapat ku tepiskan semua
Tak dapat pula kumunafikan semua

Yaa Allah sang pemilik hati
Cinta ini hadir atas kehendak-Mu
Sayang ini tumbuh atas kuasa-MU
Tak berdaya kalau rindu melanda

Hanya do'a yang bias kupinta
Lindungilah hati kami berdua
Dari godaan yang datang menerpa
Janganlah membutakan mata
Jangan pula menulikan telinga
Dari berpaling ke fatamorgana dunia

Yaa Allah…
Aku tidaklah semulia khadijah
Tidak pula setaqwa aisyah
Dan mungkin tak setabah Fatimah
Apalagi secantik zulaikha
tak perlulah dia setampan nabi yusuf
juga berharta seluas perbendaharaan nabi sulaiman
atau kekuasaan seluas kerajaan nabi Muhammad  SAW.
Yang mampu mendebarkan hati jutaan wanita
Untuk dapat membuat terpikat

Cuckuplah hati kami tertaut pada-MU
Yang memiliki dan menguasai seluruh alam
Jaga cinta ini dalam naungan-MU
Hanya ridho dari harapan pada-MU
Cintakanlah kami atas dasar cinta-MU
Hadirku kan menguatkan cintanya pada-MU
Hadirnya jua kan menguatkan cintaku pada-MU
Agar bersama kami berjalan menuju jalan_-MU





Minggu, 28 Desember 2014

MAKNA KALIMAT "KUN"








Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang

dalam hal kalimat KUN ini sangat sulit jika di uraikan secara lengkap

saya mohon maaf karena uraian di bawah ini hanya sekedarnya saya terangkan.
karena tujuan saya hanya ingin berbagi sedikit ilmu,dan semoga bermanfaat.

baiklah sekarang saya perincikan hal kalimat KUN yang bersumber dari guru saya melalui ilmu hikmah.

"kun"adalah Amar,Amar itu adalah perintah (amrillah)
Amar/Perintah itu terbagi menjadi dua,yaitu:
1.Amar Jazam
2.Amar Takwin

*Amar Jazam itu (perintah itu)Allah memutuskan - menentukan kepada kita sekalian umat manusia supaya:

sholat lima waktu,mengeluarkan zakat,puasa di bulan ramadhan dan pergi haji jika mampu.
*Amar Takwin,di dalam perintah tersebut sebagaimana firman allah pada surat bani isroil ayat 49-50.
QULKUUNUU HIJAAROTAN AU HADIIDAN AU KHOLQON.
yang artinya: Katakanlah olehmu yaa muhammad,jika aku menghendaki sesuatu seumpama membuat batu,besi atau yang serupa halnya dengan kejadiannya,
sekalipun sebuah bukit atau gunung badar,jika engkau menghendaki jadi emas pasti jadi.
begitulah kuasa Allah karena kasih sayangnya dan cintanya.

dalam ilmu hikmah kalimat KUN telah di terangkan sebagai berikut:

kun kata allah
artinya : jadi kata allah.
hal kalimat ini allah memuji nama-Nya ya'ni puji QADIM 'ALAL QADIM,
sama halnya allah memuji pada dirinya sendiri.
lagi pula jika allah menghendaki segala sesuatu karena kuasa-Nya pasti terjadi,
sesuai dengan ayatnya pada surat yaasin ayat 37-38.
IDZA ARODA SYAI AN AYYA QU LALAHUKUN FAYAKUN.
artinya: sesungguhnya jika allah menghendaki segala sesuatu karena kuasanya,maka dia hanyalah berfirman "KUN" maka terjadilah segala sesuatu yang ia kehendaki.
kun fayakun kata nabi muhammad SAW.
artinya :Nabi muhammad berkata,apa yang engkau kehendaki pasti jadi.
ini di namakan puji HADIST 'ALAL QADIM.yaitu nabi muhammad memuji allah.
robbukum kata jibroilu yaa ilallah 'alaihissalam.
artinya : disini kurang lebih malaikat jibril berkata dan memberitahukan bahwasanya Allah lah tuhan sekalian alam yang mempunyai sifat sejahtera,maka mohonlah padanya karena kita umat yang lemah,yang tidak mempunyai daya upaya melainkan adanya pertolongan-Nya dan pula Allah yang sangat pandai berhitung,ia tak akan diam atas hambanya jika mendapatkan kesulitan Allah akan menghisabnya(memebereskannya).



wallahu a'lam bish-shawaab






Jumat, 19 Desember 2014

MENGENAL ALLAH





                                    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

  
sobatku semuanya...perlu kalian ketahui bahwa kewajiban seorang muslim adalah menjalankan segala perintah allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
dan diantara kewajiban itu ialah menjalankan shalat lima waktu,puasa di bulan ramadhan,menunaikan zakat dan menjalankan haji bagi yang mampu.
lalu untuk siapa dan untuk apa kita menjalankan itu semua.
tentunya ialah untuk Allah swt.dan semata mata mengharapkan ridho dari-Nya.
tapi perlu kalian ketahui bahwa sebelum melakukan itu semua alangkah baiknya kalian terlebih dahulu untuk mengenal Allah.
siapakah Allah,Allah itu siapa dan dimana tempatnya.
coba kalian bayangkan jika kalian mempunyai seorang raja lalu kalian disuruh untuk mengabdikan hidupnya untuk sang raja,mengikuti segala aturan yang telah di tetapkan oleh raja kalian,apakah kalian akan taat dan patuh terhadap perintah itu?
walaupun kalian mematuhi segala aturan yang telah di tetapkan oleh raja kalian,tapi kalian tentunya tidak akan merasa mantap dan ikhlas menjalankan segala perintah/aturan yang telah di tetapkan oleh raja kalian,dan bahkan dalam hati kalian pasti akan bertanya tanya.
untuk apa kami mematuhi segala aturannya,sedangkan kami belum tau siapa raja nya.

nah maka dari itu saya ingin berbagi sedikit ilmu kepada saudara-saudaraku untuk mengenal Allah.

pada hakekatnya adalah untuk menambah keyakinan dan memantapkan keimanan.
agar segala sesuatu yang kita kerjakan tidak sia-sia dan mendapatkan ridho Allah swt.

baiklah mari kita jabarkan mengenai siapakah Allah,Allah itu siapa dan dimana tempatnya.

dalam ilmu hikmah yang telah di terangkan oleh almarhum guru saya muhammad saleh abdurrahim ,yang bersumber dari pangeran hassanudin banten,putera dari sunan gunung jati cirebon,dan semoga Allah swt.memberkahi dan memuliakan beliau guru saya,dan juga gurunya dari guru guru saya,aamiin yaa rabb.

SIAPAKAH ALLAH?

yaa aku sang ratu kopyok
kata-kata YAA artinya ialah : (hai) yaa aku Allah
sedangkan SANG artinya ialah : Allah yang mempunyai gelar kebesaran (agung) yang di agung-agungkan.
sedangkan RATU artinya ialah : (raja) yang merajai sekalian alam,yang merajai sekalian raja-raja.
raja pengarunia yang di agungkan (di junjung)/sama halnya ratu kang ngeratoni ing alam kabeh.
sedangkan KOPYOK artinya dalam bahasa sunda ialah ngolah,ngukir,ngadamel.
bahasa indonesianya adalah membuat.
umpamanya: ALLAHULLADZI KHOLAKOSSAMAWATI WAL ARDHO WAMABAENAHUMA yang artinya ialah: sesungguhnya Allah lah yang telah menciptakan langit,bumi dan seisinya...

ALLAH ITU SIAPA?

yaa aku sang ratu herang putih
arti herang putih disini telah di jelaskan dalam al-qur'an surat an nur ayat 35-40 yang artinya :
Allah menunjukan perumpamaan kepada kita yaitu al-qur'an adalah seperti cahaya yang terang benderang,menerangi kaum yang sedang gelap gulita.
cahaya itu laksana lampu(pelita)yang dalam gelas(kaca)cermin yang sangat jernih.
Allahu nurun(Allah cahaya) nurun 'ala nurin(cahaya diatas cahaya).

ALLAH DIMANAKAH TEMPATNYA?


pernah seorang ulama(guru)di tanya oleh muridnya mengenai keberadaan Allah swt.

kemudian ulama tersebut menjawab:
sesungguhnya Allah itu tidak berada di depan kita,juga tidak berada di belakang kita.
tidak berada diatas kita,tidak berada di bawah kita dan juga tidak berada di samping kita,tetapi ia sangat dekat denga kita,bahkan lebih dekat dari urat nadi kita.
jika engkau mencari Allah bahkan sampai ke ujung dunia sekalipun niscaya engkau tak dapat menjumpainya.
jika engkau mengejarnya maka Allah akan semakin jauh.
lalu dimanakah Allah?
sesungguhnya Allah swt.itu ada dalam perasaan kita
dan perasaan itu adanya di dalam qalbu/qulub(hati)kita.
karena hati merupakan tempat Allah,tempat ilmu,(tempat memantulkannya sinar tuhan)
dalam ilmu hikmah telah di contohkan sebagai berikut.
coba kalian ambillah kaca muka(cermin)dan hadapkan kaca tersebut pada matahari yang sedang memantulkan sinarnya,apa yang terjadi?
pasti kaca tesebut akan mengeluarkan sinar(memantulkan sinar matahari tersebut)
kalau kita pantulkan kepada muka orang,pasti orang itu akan silau matanya dan tidak akan melihat si pembawa kaca tersebut.
kalau kaca itu kita senterkan pada tempat yang gelap,barang/benda  yang tadinya tidak terlihat karena gelap,maka akan jelaslah barang tersebut karena adanya pantulan cahaya.
nah itulah contoh benda lahir dan sinarnya pun sinar lahir.

sekarang yang di maksud benda bathin(kaca bathin)apakah itu? ialah qulub(hati)manusia.

tiap-tiap manusia di berinya hati,dan hati merupakan tempat tuhan(tempat memantulkannya sinar tuhan)juga tempat ilmu.
maka dari itu peliharalah hati kalian masing-masing,bagi hati manusia yang bersih(suci)maka akan nyatalah bahwa benar tuhan menyinari hati-hati manusia,dan pasti akan merasakan faedahnya bagi siapa saja yang dapat memeliharanya.

akan tetapi bagi manusia yang tidak mau memelihara hatinya,maka hati itu akan kotor,gelap dan berkarat,dan tidak dapat memantulkan sinar tuhan-Nya.

sebagaimana kaca(cermin)yang terbalik,yang tidak dapat memancarkan cahayanya.
akibatnya manusia tersebut seperti binatang buas tak ada perikemanusiaan,perusak,pemabuk,pembunuh,dan menjadi sampah masyarakat(seperti orang buta yang tak tahu arah)
nah sekarang saya kira cukup jelas semuanya,maka dari itu peliharalah hati kalian masing-masing dari perbuatan kotor,karena hati merupakan tempat Allah.
tetapi ingat!!!pada hakekatnya Dzat Allah bersemayam di atas arsy,dan arsy berada di atas langit,yang tidak dapat di lihat oleh kefanaan manusia dan tidak dapat dimaklumi Dzat-Nya.
Tentang pertanyaan Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada seorang jariyah (budak wanita):
 “di mana Allah?”, kemudian jariyah tersebut menjawab: “di langit”,
 kemudian beliau bertanya: “Siapakah aku?” Jariyah tersebut menjawab: 
“Engkau adalah Rasulullah”. Lalu beliau bersabda: “Merdekakanlah ia karena sesungguhnya dia orang yg mukmin (beriman)”.

wallahu a'lam bish-shawabi


Selasa, 16 Desember 2014

BIDADARI DUNIA





                 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه 



Saudariku,
Pada saatnya nanti kan tiba, engkau akan menjadi istri -Insya Allah-. 
Atau bahkan sekarang ini pun engkau sudah menjadi istri. Dan sudah barang tentu engkau pasti ingin menjadi wanita shalihah lagi berakhlak karimah. Ciri khas wanita shalihah yaitu wanita yang selalu berusaha merebut hati, mencari cinta suami, selalu mengharap ridha suaminya agar mendulang pahala, demi meretas jalan menuju Al-Firdaus Al-A’la…di sanalah, dia akan berharap bisa menjadi “permaisuri” suaminya ketika di dunia.
Lalu, lewat jalan manakah hati seorang lelaki akan terebut…dan ridhanya pun menyambut, sehingga dua jiwa dalam satu cinta akan bertaut?
Saudariku…Bunga-bunga cinta suami dapat mekar bersemi,
Harum semerbak mewangi di taman hati,
Jika ia senantiasa disirami
Manis ucapan, santun perkataan, lembut perlakuan, dan baiknya pergaulan seorang wanita akan menjadi siraman yang dapat menumbuhkan benih-benih cinta di hati sanubari sang suami. Dan bukan hal yang mustahil, karena akhlakmulah, duhai wanita…hati suami pun akan mencinta.
Agar memiliki akhlak wanita yang mulia, seorang wanita seyogyanya berkiblat pada figur wanita abadi nan sempurna. Sosoknya banyak digambarkan dengan parasnya yang sungguh sangat cantik jelita. Kiranya engkau pun tahu…karena dia adalah…bidadari surga.
Bidadari surga teramat istimewa, wanita yang Allah ciptakan dengan penuh kesempurnaan yang didambakan pria. Dengan segala keistimewaan yang ada dalam dirinya, kiranya itu menjadi tantangan bagi wanita dunia untuk bisa berusaha menyamai karakteristik bidadari surga. Menyinggung soal karakteristik, tentunya wanita dunia tidak akan mampu bersaing dengan bidadari dalam urusan fisik, dan yang bisa kita contoh adalah ciri khas akhlaknya.
 Baiklah, mari kita bersama-sama telusuri tabiat yang khas dari bidadari surga.

Cantik Parasnya, Baik Akhlaknya, dan HarumTubuhnya

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan keelokan dan kecantikan yang sungguh sempurna, sebagaimana yang tergambar dalam ayat berikut,
وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
” Dan Kami pasangkan mereka dengan bidadari – bidadari yang cantik dan bermata jelita. ” (Qs. Ath-Thur: 20) – bagian yg berwarna sebaiknya dibuang, agar sesuai dg terjemahannya
Huur ( حور) adalah bentuk jamak dari kata haura (حوراء ) yaitu wanita muda usia yang cantik mempesona, kulitnya mulus dan biji matanya sangat hitam.
Hasan berkata, “Al-Haura (الحوراء )adalah wanita yang bagian putih matanya amat putih dan biji matanya sangat hitam.”
Zaid bin Aslamberkata, “Al-Haura adalah wanita yang matanya amat putih bersih dan indah.”
Muqatilberkata, “Al-Huur adalah wanita yang wajahnya putih bersih.”
Mujahid berkata, “Al-Huur Al-‘Iin (الحور العين ) adalah wanita yang matanya sangat putih dan sumsum tulang betisnya terlihat dari balik pakaiannya. Orang bisa melihat wajahnya dari dada mereka karena dada mereka laksana cermin.”
Seorang penyair berkata,
Mata yang sangat hitam di ujungnya telah membunuh kita
Lalu tak menghidupkan kita lagi
Menaklukkan orang yang punya akal hingga tak bergerak
Dan mereka ialah makhluk Allah yang paling indah pada manusia
Benarlah memang, karena wanita juga akan tampak terlihat lebih menawan jika ia bermata indah, dengan kelopak mata yang lebar, berbiji mata hitam dikelilingi warna putih lagi bersih.
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
Di dalam surga – surga ada bidadari – bidadari yang baik – baik lagi cantik – cantik.”. (Qs. Ar-Rahman: 70)
Khairaatun ( خَيْرَاتٌ ) adalah jamak dari kata khairatun, sedangkan hisaan adalah bentuk jamak dari hasanatun ( حسنة). Maksudnya, bidadari – bidadari tersebut baik akhlaknya dan cantik wajahnya. Beruntunglah seorang pria yang diberi anugrah wanita secantik akhlak bidadari surga. Perhatikan dan tanyakan pada diri kita…
Apakah kita sudah sepenuhnya memenuhi hak-hak suami, memuliakannya dengan sepenuh hati dan segenap jiwa? Apakah kita sudah berterima kasih atas kebaikannya? Pernahkah kita menyakitinya dengan sadar atau tidak??

Duhai istri…Suami yang beriman merupakan orang yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan marah jika engkau menghina dan menyakiti lelaki yang memiliki kedudukan yang mulia di sisiNya. Sebagai gantinya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menugaskan para bidadari untuk menjunjung kemuliaan suami-suami mereka di dunia ketika para istri menyakiti mereka sekalipun sedikit - di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya ketika di dunia, melainkan istri suami tersebut yang berasal dari kalangan bidadari akan berkata, ‘Jangan sakiti dia! Semoga Allah mencelakakanmu, sebab dia berada bersamamu hanya seperti orang asing yang akan meninggalkanmu untuk menemui kami.” (Hr. Tirmidzi dan Ahmad. Menurut Imam Tirmidzi, ini hadits hasan)

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu’anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
“Sekiranya ada seorang wanita penghuni surga, yang menampakkan dirinya ke bumi, niscaya ia akan menerangi kedua ufuknya serta memenuhinya dengan semerbak aroma. Kerudungnya benar-benar lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (Hr. Bukhari)

Saudariku, sebagaimana kita ketahui…kecantikan paras wanita dunia seperti kita sangatlah minim jika dibandingkan kecantikan paras bidadari surga. Kita niscaya tidak akan mampu menandingi kecantikan mereka, namun apakah kita harus bersedih? Sama sekali tidak!
Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang beraneka rupa, sebagai tanda dari kehendak dan kekuasaanNya. Maka terimalah apapun yang telah Ia karuniakan bagimu, karena itu yang terbaik untukmu. Meskipun wajah kurang cantik dan fisik kurang menarik, janganlah takut untuk tidak dicinta. Berhiaslah dan percantiklah dirimu dengan hal – hal yang Allah halalkan, karena istri shalihah bukan hanya yang tekun beribadah saja, namun seorang istri yang bisa menyenangkan hati suami ketika suami memandangnya.

Saudariku… Dan apakah kau lupa, fitrahmu sebagai wanita yang tentu suka akan perhiasan? Perhiasan terkait dengan makna keindahan, sehingga seorang perempuan shalihah senantiasa menjaga daya tarik dirinya bagi suaminya… karena wanita adalah salah satu sumber kebahagiaan lelaki. Apabila seorang istri senantiasa melanggengkan berhias dan mempercantik diri di hadapan suami, itu akan menjadi hal yang menambah keintiman hubungannya dengan suami. Sang Suami pun tentu akan semakin cinta pada istri pujaan hatinya insyaallah.
Bagi saudari-saudariku pada umumnya serta saudara-saudaraku pada khususnya, enak dipandang dan menyenangkan hati bukan berarti harus cantik sekali bukan? Dan berhias pun tidak harus menggunakan aksesori yang terlalu mahal . Lalu bagaimana jika Allah menentukan engkau mendampingi lelaki yang secara materi belum mampu “madep mantep“? (baca: hanya cukup untuk membiayai kebutuhan pokok)
Aku ingatkan engkau pada nasihat para pendahulu kita kepada putrinya…
Abul Aswad berkata pada putrinya, “Janganlah engkau cemburu, dan sebaik-baik perhiasan adalah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik – baik wewangian adalah menyempurnakan wudhu.”
Ketika Al-Farafisah bin Al-Ahash membawa putrinya, Nailah, kepad Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, dan Beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, “Wahai putriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini: bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan.”
Memang tubuhmupun dicipta tiada bercahaya dan harum mewangi laksana bidadari, namun engkau tentu bisa memakai wewangian yang disukai suamimu ketika engkau berada di kediamanmu bersamanya, dengan begitu penampilanmu tambah terlihat menawan dipandang mata.


Artikel        : Tryz si tomboati
Penulis      : Fatihdaya Khoirani
Murajaah   : Ust. Ammi Nur Baits



Minggu, 14 Desember 2014

ILMU TAUHID

Sumber dari : 
Pengertian Tauhid

Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.



Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari perkara-perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir.


Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita’wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain.

Adapun perkara yang dibicarakan dalam ilmu tauhid adalah dzat Allah dilihat dari segi apa yang wajib (harus) bagi Allah dan Rasul Nya, apa yang mustahil dan apa yang jaiz (boleh atau tidak boleh)

Jelasnya, ilmu Tauhid terbagi dalam tiga bagian:

1. Wajib
2. Mustahil
3. Jaiz (Mungkin)

.

1- WAJIB

Wajib dalam ilmu Tauhid berarti menentukan suatu hukum dengan mempergunakan akal bahwa sesuatu itu wajib (mutlak) atau tidak boleh tidak harus demikian hukumnya. Hukum wajib dalam ilmu tauhid ini ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil.


Contoh yang ringan, uang seribu 1000 rupiah adalah lebih banyak dari 500 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 1000 rupiah itu lebih banyak dari 500 rupiah. Tidak boleh tidak, harus demikian hukumnya. Contoh lainnya, seorang ayah usianya harus lebih tua dari usia anaknya. Artinya secara akal bahwa si ayah wajib atau harus lebih tua dari si anak


Ada lagi hukum wajib yang dapat ditentukan bukan dengan akal tapi harus memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya, Bumi itu bulat.  Sebelum akal dapat menentukan bahwa bumi itu bulat, maka wajib atau harus diadakan dahulu penyelidikan dan mencari bukti bahwa bumi itu betul betul bulat. Jadi akal tidak bisa menerima begitu saja tanpa penyelidikan lebih dahulu.


.


2- MUSTAHIL


Mustahil dalam ilmu tauhid adalah kebalikan dari wajib. Mustahil dalam ilmu tauhid berarti akal mustahil bisa menentukan dan mustahil bisa menghukum bahwa sesuatu itu harus demikian.


Hukum mustahil dalam ilmu tauhid ini bisa ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil.


Contohnya , uang 500 rupiah mustahil lebih banyak dari 1000 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 500 rupiah itu mustahil akan lebih banyak dari1000 rupiah. Contoh lainnya,  usia seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya. Artinya secara akal bahwa seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya.

Sebagaimana hukum wajib dalam Ilmu Tauhid, hukum mustahil juga ada yang ditentukan dengan memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya: Mustahil bumi ini berbentuk tiga segi. Jadi sebelum akal dapat menghukum bahwa mustahil bumi ini berbentuk segi tiga, perkara tersebut harus diselidik dengan cermat yang bersenderkan kepada dalil kuat.

.


3- JAIZ (MUNGKIN):


Apa arti Jaiz (mungkin) dalam ilmu Tauhid? Jaiz (mungkin) dalam ilmu tauhid ialah akal kita dapat menentukan atau menghukum bahwa sesuatu benda atau sesuatu dzat itu boleh demikian keadaannya atau boleh juga tidak demikian. Atau dalam arti lainya mungkin demikian atau mungkin tidak. Contohnya: penyakit seseorang itu mungkin bisa sembuh atau mungkin saja tidak bisa sembuh. Seseorang adalah dzat dan sembuh atau tidaknya adalah hukum jaiz (mungkin). Hukum jaiz (Mungkin) disini, tidak memerlukan hujjah atau dalil.


Contoh lainya: bila langit mendung, mungkin akan turun hujan lebat, mungkin turun hujan rintik rintik, atau mungkin tidak turun hujan sama sekali. Langit mendung dan hujan adalah dzat, sementara lebat, rintik rintik atau tidak turun hujan adalah Hukum jaiz (Mungkin).


Seperti hukum wajib dan mustahil, hukum jaiz (mungkin) juga kadang kandang memerlukan bukti atau dalil. Contohnya manusia mungkin bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum seperti terjadi pada kisah Ashabul Kahfi yang tertera dalam surat al-Kahfi. Kejadian manusia bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum mungkin terjadi tapi kita memerlukan dalil yang kuat diambil dari al-Qur’an.


menurut prof Dr.quraish shihab dalam sembilan puluh sembilan asma Allah swt.

terdapat empat asma yang menjadi pokok pokok tauhid
yaitu :
1.AL AWWAL artinya yang maha awal
2.AL AAKHIR artinya yang maha akhir
3.AZ ZHAAHIR artinya yang tampak/nyata
4. Al BAATHIN artinya yang ghaib/tersembunyi

Allah itu yang awal dalam sifat terakhirnya

yang terakhir dalam sifat yang awalnya
yang tampak dalam ketersembunyian nya 
dan yang tersembunyi di dalam penampakan nya
artinya : Allah itu qadim...tak berawal dan berakhir,namun awal dan akhir atas apapun
dia mengawali dan mengakhiri segala sesuatu dalam kekuasaan-Nya
ia tampak dalam ciptaan-Nya dan tersembunyi hakikat Dzat-Nya oleh kefanaan manusia.

sesungguhnya Allah itu maha awal,pertama...dahulu sekali dari semua yang maujud.

Allah itu bersifat wujud, wujud besifat nafsiah...artinya hal yang wajib bagi dzat,selama dzat bersifat wujud.
tiada di karenakan dengan suatu karena.
artinya : ia tercipta bukan suatu karena,sebab atau alasan...
ia tercipta tanpa ada yg menciptakan,dan seluruh alam jagat raya ini merupakan ciptaan-Nya.
Allah itu maha akhir
ia akan mengakhiri segala sesuatu yang ia ciptakan.
pada hakekatnya setiap mahluk yang ia ciptakan pasti akan berakhir/mati
baik itu manusia,jin ataupun malaikat semuanya akan berakhir.
begitu pula seluruh jagat raya ini pasti akan berakhir.
baik bumi,matahari,bulan,bintang dan seluruhnya akan berakhir.
tetapi Allah yang maha akhir tidak memiliki kata akhir.
karena Allah maha kekal,dan akan kekal terus setelah habisnya segala sesuatu yang maujud.
Allah itu maha tampak/nyata dan maha ghaib
ia menciptakan seluruh jagat raya ini tampak nyata dan dapat di lihat ataupun dinikmati oleh kefanaan manusia.
dan itu semua merupakan tanda kekuasaan baginya.
tetapi ia maha ghaib,karena Allah swt.merupakan dzat yang tidak dapat di lihat oleh kefanaan manusia. 




Jumat, 05 Desember 2014

KEUTAMAAN WANITA BERJILBAB



Mungkin sebagian orang berfikir bahwa memakai kerudung mengurangi kecantikan yang ia miliki. Karena tidak bisa menampakkan wajah aslinya, dan menggerai mahkotanya alias rambut mereka. Sebenarnya, kerudung adalah keindahan bagi seorang wanita. Kecantikan dari memakai kerudung akan terlihat apabila kita ikhlas memakainya. Berkerudung itu cantik, tapi jika dilakukan dengan tulus. Wanita berkerudung itu jauh lebih baik daripada yang lainnya
Keutamaan wanita berkerudung:
1. Wanita berkerudung adalah wanita yang di hormati
Wanita berkerudung akan menjadi wanita yang dihormati di dalam lingkungannya. Kerudung yang menjadi simbol niat tulus untuk mengabdi menjadi hamba ALLAH akan membuat orang lain memperlakukan mereka lebih terhormat ketimbang para wanita yang berpenampilan seronok.

2. Wanita berkerudung mempunyai harga diri tinggi.


Memakai kerudung hendaklah membuat wanita menjaga tingkah laku dan tutur katanya dan wanita itu pasti akan tampak kecantikan hatinya. Wanita yang mempunyai kecantikan hati itulah yang merupakan wanita yang mempunyai harga diri tinggi. Kecantikan fisik hanyalah kecantikan yang semu karena bersifat kasat mata dan dapat rusak, namun kecantikan hati tidak dapat dilihat tetapi dirasakan. Jika diibaratkan sesuatu yang sangat berharga, wanita berkrudung dilindungi dengan balutan kerudung yang seakan berarti Dia sangatlah berharga,,

3. Wanita berkerudung adalah pemotivasi yang handal.
Mereka bisa menjadi seperti ini bukan karena mereka pandai merangkai kata-kata penyemangat namun karena keanggunan mereka. “Hanya pria baik yang mendapatkan istri wanita baik-baik”. Dengan adanya pernyataan itu maka para pria haruslah dapat menjadi imam dahulu baru bisa mendapatkan istriyang solehah, dengan kata lain mereka adalah pemacu para pria untuk menjadi lebih baik.
4. Wanita berkerudung calon ibu yang baik
Berkerudung hendaklah menjadi sebuah pilihan dan tanggung jawab seorang wanita. Jika seorang wanita sudah bisa bertanggung jawab menjaga dirinya sendiri dengan berkerudung dan tidak memperlihatkan auratnya, maka jika wanita ini menjadi ibu, pasti akan menanamkan dasar yang baik pada anaknya kelak. Di dalam kerudung tertanamkan dasar-dasar keimanan yang kuat

5. Wanita berkerudung itu cantik luar dalam
Dari fisiknya sudah tercermin bahwa wanita berkerudung adalah wanita yang sangatlah berharga, apalagi dengan tingkah lakunya yang anggun, membuat mereka tampak luar biasa cantik dan wanita seperti inilah yang akan menjadi idaman setiap pria.
Mantapkan niat tulus berkerudung agar kecantikan sejati terpancar dari dirimu...

Senin, 24 November 2014

TENTANG HUTANG PIUTANG








مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ
Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari no. 18 dan Ibnu Majah no. 2411). Di antara maksud hadits ini adalah barangsiapa yang mengambil harta manusia melalui jalan hutang, lalu dia berniat tidak ingin mengembalikan hutang tersebut, maka Allah pun akan menghancurkannya. Ya Allah, lindungilah kami dari banyak berhutang dan enggan untuk melunasinya. 
Masih Ada Hutang, Enggan Disholati 
Dari Salamah bin Al Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
Kami duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu didatangkanlah satu jenazah. Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?”. Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyolati jenazah tersebut.
Kemudian didatangkanlah jenazah lainnya. Lalu para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah shalatkanlah dia!” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Iya.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Ada, sebanyak 3 dinar.” Lalu beliau mensholati jenazah tersebut.
Kemudian didatangkan lagi jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada tiga dinar.” Beliau berkata, “Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung hutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari no. 2289)
Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid 
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Oleh karena itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sering Berlindung dari Berhutang Ketika Shalat
Bukhari membawakan dalam  kitab shohihnya pada Bab “Siapa yang berlindung dari hutang”. Lalu beliau rahimahullah membawakan hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَانَ يَدْعُو فِى الصَّلاَةِ وَيَقُولُ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ » . فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنَ الْمَغْرَمِ قَالَ « إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ » .
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397)
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta.” (Syarh Ibnu Baththol, 12/37)
Adapun hutang yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya adalah tiga bentuk hutang:
[1] Hutang yang dibelanjakan untuk hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dia tidak memiliki jalan keluar untuk melunasi hutang tersebut.
[2] Berhutang bukan pada hal yang terlarang, namun dia tidak memiliki cara untuk melunasinya. Orang seperti ini sama saja menghancurkan harta saudaranya.
[3] Berhutang namun dia berniat tidak akan melunasinya. Orang seperti ini berarti telah bermaksiat kepada Rabbnya.
Orang-orang semacam inilah yang apabila berhutang lalu berjanji ingin melunasinya, namun dia mengingkari janji tersebut. Dan orang-orang semacam inilah yang ketika berkata akan berdusta. (Syarh Ibnu Baththol, 12/38)
Itulah sikap jelek orang yang berhutang sering berbohong dan berdusta. Semoga kita dijauhkan dari sikap jelek ini. 

Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat? 
Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.”
Inilah do’a yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang: ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang). 

Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Hutangnya 
Ibnu Majah dalam sunannya membawakan dalam Bab “Siapa saja yang memiliki hutang dan dia berniat melunasinya.” Lalu beliau membawakan hadits dari Ummul Mukminin Maimunah.
كَانَتْ تَدَّانُ دَيْنًا فَقَالَ لَهَا بَعْضُ أَهْلِهَا لاَ تَفْعَلِى وَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهَا قَالَتْ بَلَى إِنِّى سَمِعْتُ نَبِيِّى وَخَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا ».
Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia”. (HR. Ibnu Majah no. 2399. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih kecuali kalimat fid dunya -di dunia-)
Dari hadits ini ada pelajaran yang sangat berharga yaitu boleh saja kita berhutang, namun harus berniat untuk mengembalikannya. Perhatikanlah perkataan Maimunah di atas.
Juga terdapat hadits dari ‘Abdullah bin Ja’far, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الدَّائِنِ حَتَّى يَقْضِىَ دَيْنَهُ مَا لَمْ يَكُنْ فِيمَا يَكْرَهُ اللَّهُ
Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar hutang. Ketika dia mampu, dia langsung melunasinya atau melunasi sebagiannya jika dia tidak mampu melunasi seluruhnya. Sikap seperti inilah yang akan menimbulkan hubungan baik antara orang yang berhutang dan yang memberi hutangan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً
Sesungguhnya yang paling di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari no. 2393)
Ya Allah, lindungilah kami dari berbuat dosa dan beratnya hutang, mudahkanlah kami untuk melunasinya.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
***
Yogyakarta, 6 Shofar 1430 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal