Laman

Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 14 Desember 2014

ILMU TAUHID

Sumber dari : 
Pengertian Tauhid

Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah itu esa.



Seandainya ada orang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari perkara-perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu dikatagorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir.


Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat di dalam Al Quran atau Hadis yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita’wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain.

Adapun perkara yang dibicarakan dalam ilmu tauhid adalah dzat Allah dilihat dari segi apa yang wajib (harus) bagi Allah dan Rasul Nya, apa yang mustahil dan apa yang jaiz (boleh atau tidak boleh)

Jelasnya, ilmu Tauhid terbagi dalam tiga bagian:

1. Wajib
2. Mustahil
3. Jaiz (Mungkin)

.

1- WAJIB

Wajib dalam ilmu Tauhid berarti menentukan suatu hukum dengan mempergunakan akal bahwa sesuatu itu wajib (mutlak) atau tidak boleh tidak harus demikian hukumnya. Hukum wajib dalam ilmu tauhid ini ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil.


Contoh yang ringan, uang seribu 1000 rupiah adalah lebih banyak dari 500 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 1000 rupiah itu lebih banyak dari 500 rupiah. Tidak boleh tidak, harus demikian hukumnya. Contoh lainnya, seorang ayah usianya harus lebih tua dari usia anaknya. Artinya secara akal bahwa si ayah wajib atau harus lebih tua dari si anak


Ada lagi hukum wajib yang dapat ditentukan bukan dengan akal tapi harus memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya, Bumi itu bulat.  Sebelum akal dapat menentukan bahwa bumi itu bulat, maka wajib atau harus diadakan dahulu penyelidikan dan mencari bukti bahwa bumi itu betul betul bulat. Jadi akal tidak bisa menerima begitu saja tanpa penyelidikan lebih dahulu.


.


2- MUSTAHIL


Mustahil dalam ilmu tauhid adalah kebalikan dari wajib. Mustahil dalam ilmu tauhid berarti akal mustahil bisa menentukan dan mustahil bisa menghukum bahwa sesuatu itu harus demikian.


Hukum mustahil dalam ilmu tauhid ini bisa ditentukan oleh akal tanpa lebih dahulu memerlukan penyelidikan atau menggunakan dalil.


Contohnya , uang 500 rupiah mustahil lebih banyak dari 1000 rupiah. Artinya akal atau logika kita dapat mengetahui atau menghukum bahwa 500 rupiah itu mustahil akan lebih banyak dari1000 rupiah. Contoh lainnya,  usia seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya. Artinya secara akal bahwa seorang anak mustahil lebih tua dari ayahnya.

Sebagaimana hukum wajib dalam Ilmu Tauhid, hukum mustahil juga ada yang ditentukan dengan memerlukan penyelidikan yang rapi dan cukup cermat. Contohnya: Mustahil bumi ini berbentuk tiga segi. Jadi sebelum akal dapat menghukum bahwa mustahil bumi ini berbentuk segi tiga, perkara tersebut harus diselidik dengan cermat yang bersenderkan kepada dalil kuat.

.


3- JAIZ (MUNGKIN):


Apa arti Jaiz (mungkin) dalam ilmu Tauhid? Jaiz (mungkin) dalam ilmu tauhid ialah akal kita dapat menentukan atau menghukum bahwa sesuatu benda atau sesuatu dzat itu boleh demikian keadaannya atau boleh juga tidak demikian. Atau dalam arti lainya mungkin demikian atau mungkin tidak. Contohnya: penyakit seseorang itu mungkin bisa sembuh atau mungkin saja tidak bisa sembuh. Seseorang adalah dzat dan sembuh atau tidaknya adalah hukum jaiz (mungkin). Hukum jaiz (Mungkin) disini, tidak memerlukan hujjah atau dalil.


Contoh lainya: bila langit mendung, mungkin akan turun hujan lebat, mungkin turun hujan rintik rintik, atau mungkin tidak turun hujan sama sekali. Langit mendung dan hujan adalah dzat, sementara lebat, rintik rintik atau tidak turun hujan adalah Hukum jaiz (Mungkin).


Seperti hukum wajib dan mustahil, hukum jaiz (mungkin) juga kadang kandang memerlukan bukti atau dalil. Contohnya manusia mungkin bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum seperti terjadi pada kisah Ashabul Kahfi yang tertera dalam surat al-Kahfi. Kejadian manusia bisa hidup ratusan tahun tanpa makan dan minum mungkin terjadi tapi kita memerlukan dalil yang kuat diambil dari al-Qur’an.


menurut prof Dr.quraish shihab dalam sembilan puluh sembilan asma Allah swt.

terdapat empat asma yang menjadi pokok pokok tauhid
yaitu :
1.AL AWWAL artinya yang maha awal
2.AL AAKHIR artinya yang maha akhir
3.AZ ZHAAHIR artinya yang tampak/nyata
4. Al BAATHIN artinya yang ghaib/tersembunyi

Allah itu yang awal dalam sifat terakhirnya

yang terakhir dalam sifat yang awalnya
yang tampak dalam ketersembunyian nya 
dan yang tersembunyi di dalam penampakan nya
artinya : Allah itu qadim...tak berawal dan berakhir,namun awal dan akhir atas apapun
dia mengawali dan mengakhiri segala sesuatu dalam kekuasaan-Nya
ia tampak dalam ciptaan-Nya dan tersembunyi hakikat Dzat-Nya oleh kefanaan manusia.

sesungguhnya Allah itu maha awal,pertama...dahulu sekali dari semua yang maujud.

Allah itu bersifat wujud, wujud besifat nafsiah...artinya hal yang wajib bagi dzat,selama dzat bersifat wujud.
tiada di karenakan dengan suatu karena.
artinya : ia tercipta bukan suatu karena,sebab atau alasan...
ia tercipta tanpa ada yg menciptakan,dan seluruh alam jagat raya ini merupakan ciptaan-Nya.
Allah itu maha akhir
ia akan mengakhiri segala sesuatu yang ia ciptakan.
pada hakekatnya setiap mahluk yang ia ciptakan pasti akan berakhir/mati
baik itu manusia,jin ataupun malaikat semuanya akan berakhir.
begitu pula seluruh jagat raya ini pasti akan berakhir.
baik bumi,matahari,bulan,bintang dan seluruhnya akan berakhir.
tetapi Allah yang maha akhir tidak memiliki kata akhir.
karena Allah maha kekal,dan akan kekal terus setelah habisnya segala sesuatu yang maujud.
Allah itu maha tampak/nyata dan maha ghaib
ia menciptakan seluruh jagat raya ini tampak nyata dan dapat di lihat ataupun dinikmati oleh kefanaan manusia.
dan itu semua merupakan tanda kekuasaan baginya.
tetapi ia maha ghaib,karena Allah swt.merupakan dzat yang tidak dapat di lihat oleh kefanaan manusia. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar